Selasa, 26 Juli 2011

Masalah Hardware & Penyelesaian Masalah (Troubleshooting)

1. Masalah Pada Power Supply

Power supply merupakan alat vital yang berfungsi untuk menyearahkan arus yaitu arus AC menjadi arus DC. Tanpa ada power supply pc tidak dapat digunakan karena power supply juga berfungsi untuk menyalukan tegangan dari komponen yang terpasang didalamnya seperti CD-ROM, FDD, Hardisk, dan komponen lain yang terhubung didalamnya. Jenis power supply ada dua yaitu XT dan AT. Jenis XT digunakan untuk mainboard Pentium I, II,dan III meskipun mainboard pada Pentium III ada yang sudah menggunakan power supply jenis AT, tergantung dari jenis mainboard yang kita gunakan. Jenis AT digunakan untuk mainboard Pentium III, IV, dan V (core2duo).

Daftar tegangan Power Supply adalah sebagai berikut:








Ciri-ciri dari power supply yang trouble antara lain sebagai berikut:
1. Tidak ada tampilan dilayar monitor meskipun tombol power pada CPU dan Monitor sudah dihidupkan.
2. Tidak ada tegangan pada Mainboard.
3. Tegangan drop.
4. Power supply tidak bekerja secara optimal.
Untuk mengatasi hal diatas kita dapat melakukan hal dibawah ini, yaitu:
1. Periksa kabel power apakah tertancap dengan benar apa tidak.
2. Periksa saklar pada power supply jika yang digunakan jenis TX.
3. Periksa semua kabel dengan menggunakan taspen atau dengan multitaster apakah tegangan pada setiap kabel drop.
Apabila terjadi kerusakan pada power supply sebaiknya mengganti power supply yang lain karena apabila hanya diperbaiki saja kemungkinan permasalahan tersebut akan segera timbul kembali karena power supply tidak berfungsi dengan normal seperti power supply yang masih baru. Penggantian power supply harus disesuaikan dengan kondisi struktur mainboard.

Gejala: Setelah dihidupkan PC tidak bereaksi apa-apa, tidak ada tampilan di monitor, tidak ada lampu indicator (led) yang menyala, kipas power supply tidak berputar, lampu indikator pada monitor tidak menyala (bisa juga menyala).
Solusi: Periksalah apakah kabel terhubung dengan benar dan steker terpasang dengan baik pada soketnya, periksa juga apakah ada tombol on/off dibelakang power supply sudah dalam posisi On, Jika sudah yakin terpasang dengan benar tapi tetap tidak ada respon untuk meyakinkan silahkan anda gant kabel power dengan yagn anda yakini bagaus. Masalah terjadi karena tidak adanya tegangan listrik yang masuk, jika tetap saja tidak bisa maka sebaiknya anda ganti Power Supplynya.
Note: Jika kerusakan hanya pada PSnya maka komputer akan kembali bekerja dengan normal; kecuali ada kerusakan pada komponen yang lainnya.


2. Masalah Pada Motherboard/Main board

Main board merupakan komponen terbesar dalam system kerja komputer. Dalam prinsip kerjanya komputer menerima input data dan mengeluarkan output berupa tampilan dari monitor dan suara dari speaker. Apabila terjadi kerusakan pada system mainboard perlu diadakan diagnosa awal penyebab masalah sehingga dapat diketahui masalah yang terjadi.
Untuk melakukan diagnosa kita dapat melakukan hal sebagai berikut:
1. Mengecek kabel sambungan power supply utama dan kabel tegangan DC.
2. Mengecek kabel sambungan keyboard dan mouse serta monitor.
3. Mengecek konfigurasi system CMOS.
4. Mengecek semua daughterboard atau card yang terpasang pada slot I/O.
5. Mengecek sambungan saklar reset.
6. Mengecek posisi kunci keyboard.
7. Mengecek semua IC yang terpasang pada mainboard.
8. Mengecek disket boot di drive A (jika ada).

Setelah pengecekan dilakukan, hidupakan saklar power dan cari kesalahan post. Dari pesan tersebut dapat di Identifikasi dan kemudian dapat dilakukan perbaikan. Ketika post tidak dapat berjalan, maka masalah yang terjadi pada mainboard dan rangkaian di dalamnya. Ada beberapa langkah / cara untuk menangani apabila terjadi trouble shooting mainboard antara lain sebagai berikut:

 Repair or Replace.
Keputusan untuk mereparasi sangat ditentukan oleh tingkat kerusakan yang terjadi pada sebuah motherboard. Sementara, langkah penggantian sangat tergantung oleh tingkat daya dukung teknologi motherboard ataupun kemampuan ekonomi masing-masing pribadi dalam membelanjakan barang-barang komputer. Masalahnya adalah bagaimana seandainya motherboard itu masih terhitung baru, sementara kita tidak mampu mendeteksi kerusakan atau menentukan jalan keluarnya ? ikutilah terlebih dulu langkah kedua sebelum memutuskan untuk membeli yang baru.

 Back to Basics !
1. Periksa semua konektor. Tentu saja, langkah ini diperlukan untuk memastikan bahwa tidak ada satu konektor pun yang terlepas atau tidak tertancap dengan benar.
2. Periksa semua komponen yang melekat. Ini penting untuk memdeteksi, apakah pemasangan prosesor, RAM, VGA Card sudah benar atau belum. Juga untuk memastikan bahwa secara fisik IC-IC di dalam motherboard tidak mengalami kerusakan atau terlepas.
3. Periksa sumber listrik yang masuk melalui power supply. Untuk memastikannya, periksa dulu suplai listrik dari jala listrik, lalu periksalah output listrik pada kabel-kabel power suplay dengan menggunakan multimeter. Pastikan bahwa output tiap kabel sudah sesuai dengan yang direkomendasikan pada buku manual.
4. Periksa, adakah barang-barang asing yang menggangu jalur motherboard. Kabel, sekrup, kotoran, juga debu bisa mempengaruhi nafas kehidupan motherboard. Gangguan semacam ini, selain membuat lalu lintas data terganggu, bila posisinya strategis bisa menimbulkan hubungan pendek atau konslet.
5. Periksa jumper-jumper, DIP switches atau pin-pin pengatur setiap fitur dengan teliti dan benar. Pastikan bahwa kita mengacu pada buku manual dan jangan menggunakan ilmu hafalan. Setting yang salah bisa membuat motherboard tak mau hidup.
6. Periksa bagian-bagian motherboard yang melekat pada casing. Hubungan pendek akibat penguncian tanpa isolator antara casing, sekrup pengunci dengan motherboard akan membuat listrik terhenti setiap kali tombol power ditekan.

Setelah pengecekan dilakukan maka sebaiknya dilakukan perbaikan agar PC dapat di fungsikan kembali. Apabila terjadi kerusakan pada bagian Mainboard usahakan dilakukan diperbaiki dahulu dan apabila komponen tersebut sudah tidak dapat digunakan baru dilakukan penggantian komponen yang baru. Penggantian komponen harus disesuaikan dengan kapasitas yang ditentukan dan harus sesuai dengan standart yang telah diberikan.

Gejala: Setelah dihidupkan, tidak ada tampilan di monitor, lampu indicator (led) di CPU menyala dan di monitor berkedip-kedip, kipas PS dan Processor berputar, tidak ada suara beep di speaker CPU.
Solusi: Periksa Motherboardnya dengan teliti, lihat Chip (IC), Elko, Transistor dan juga yang lainnya apakah ada yang terbakar; namun sebelumnya lepas semua kabel dan hardware yang menyatu pada motherboard.
Note: Jika tidak ada tanda-tanda komponen yang terbakar kemungkinan motherboard masih bagus, ada kalanya karena terdapat kerusakan pada program yang terdapat di BIOS.


3. Masalah Pada Hard Disk Drive (HDD)

Harddisk merupakan tempat menyimpan data keseluruhan secara permanent tidak sama halnya dengan RAM yang hanya menyimpan data sementara pada saat koputer masih aktif. Hardisk terdiri dari dua jenis yaitu hardisk dan hardisk eksternal. Kapasitas dari hardisk bermaca-macam dari 512 MB sampai dengan 300 GB. Satuan ukuran untuk hardisk adalah byte yaitu:
Byte = 1 byte
Nibble = 4 byte
Byte = 8 byte = 1 byte
KB = 1000 byte = 1 KB
MB = 1.000.000 byte = 1 MB
GB = 1.000.000.000 byte = 1 GB
Terabyte = 1.000.000.000.000 byte = 1 TB

Beberapa kasus yang ditemukan dan cara penangananya langsung yaitu:
1. Muncul pesan NTFS_FILE_SYSTEM atau FAT_FILE_SYSTEM (0X00000024) atau (0X00000023)
Pesan ini setidaknya sudah sedikit mengerti memberikan gambaran di mana kerusakan berada, yaitu ada di partisi atau file systemnya tetapi bukan di harddisknya. Kita bisa melakukan pengecekan dengan memeriksa kabel IDE, SATA atau ATA atau bisa mengecek partisi dengan tool chkdsk.
2. Sistem tidak bekerja karena hardisk tidak terdeteksi. Masalah ini sering sekali muncul pada beberapa motherboard. Kesalahan sendiri terjadi bukan pada motherboard-nya, tetapi pada kabel data yang di gunakan. Kesalahan ini biasanya muncul karena Anda menggunakan port secondary dan bukan port primary meskipun tidak menggunakannya buat CD-ROM atau drive lain. Pada beberapa sistem, motherboard tidak akan mendeteksi lantaran penggunaan kabel data semacam ini. Solusi yang bisa dilakukan adalah menggunakan port utama pada kabel IDE untuk hardisk sementar secondary untuk CD-ROM drive atau yang lain.
3. Hardisk tidak dapat diisi dengan sistem operasi dan bunyi tidak menentu. Masalah ini sering muncul pada beberapa hardisk yang mengalami error pada track nol sehingga hardisk tidak bisa diisi dengan sistem operasi dan langkah yang dapat ditempuh adalah hardisk hanya bisa diisi dengan data.
4. Hardisk tidak terdeteksi dalam menu setup BIOS. Masalah ini timbul karena salah dalam pemasangan jumper pada hardisk, untuk mengatasai masalah ini kita dapat melakukan pemasangan jumper pada posisi master.
5. Hardisk tidak terdeteksi pada saat booting dan muncul pesan “Boot Not Failure, Insert System Disk and Press Enter”. Masalah ini terdapat pada kabel data yang digunakan sebaiknya ceklah kabel data yang terhubung ke hardisk, apakah tercancap dengan benar apa tidak. Apabila pesan tersebut masih muncul cobalah mengganti kabel data yang lain. Dan apabila pesan kesalahan masih muncul dimungkinkan hardisklah yang error sehingga perlu diganti dengan yang lain.

Gejala: Setelah CPU dihidupkan melakukan proses Post kemudian diam beberapa saat tidak langsung masuk ke SO, setelah itu dilayar monitor muncul pesan “Harddisk Error, Harddisk Failur”, setelah itu muncul pesan “Press F1 to continue” setelah tombol F1 ditekan tetap saja namun muncul pesan “Operating system not found”. Dan juga kadang setelah melakukan proses Post langsung muncul pesan “Operating system not found”.
Solusi: Ada kemungkinan SO-nya rusak, bisa diatasi dengan install ulang atau jika menggunakan SO windows 2000/XP ada fasilitas Repairnya, atau ada kemungkinan juga harddisk anda tidak terdeteksi, hal ini bisa diatasi dengan cara memeriksa kabel tegangan dan kabel data yang masuk ke harddisk apakah longgar, jika longgar sebaiknya dikencangkan, kemudian nyalakan dan coba anda dengarkan apakah suara yang keluar dari harddisk normal atau tidak, jika tidak normal berarti harddisk anda rusak pada controlllernya.


4. Masalah Pada Memory

Memory merupakan tempat menyimpan data sementara ketika computer masih dalam kondisi aktif. Kapasitas dari Memory bermacam-macam dari 128 Megabyte sampai 1 Gigabyte. Semakin besar memory yang disediakan, semakin banyak data/informasi yang dapat ditampung. Dari awal perkembangan computer jenis memory yang digunakan adalah EDO yaitu pada Pentium I. Pada perkembangan berikutnya memory yang digunakan adalah ROM (Read Only Memory) dan RAM (Random Access Memory) yaitu pada Pentium II dan III. Dan pada era sekarang memory yang digunakan adalah SDR untuk Pentium I, II, dan III DDR yaitu DDR 1, 2, 3 dan 4 untuk Pentium IV dan Pentium V atau (Core2Duo).

Cirri-ciri dari Memory yang mengalami trouble adalah sebagai berikut:
1. Bunyi kode beep yaitu bunyi kode kesalahan (beep pendek terus menerus).
2. Tidak ada tampilan dilayar monitor.
3. Eksekusi post terhenti.

Cara untuk memperbaiki apabila memory bermasalah adalah sebagai berikut:
1. Bersihkan memory dengan menggunakan alat yang bisa untuk membersihkan momory (seperti penghapus yang digunakan untuk menghapus dari pensil).
2. Bersihkan socket di main board dengan menggunakan kuas sampai bersih atau dapat pula dengan menggunakan vacum cleaner.
3. Apabila pesan kesalahan masih muncul ganti dengan Memory yang lain, mungkin karena memorylah yang error sehingga perlu diganti dengan yang lain dan apabila setelah memory diganti pesan kesalahan masih muncul di mungkinkan kesalahan ada pada slot/bus memory cobalah berpindah dari slot ke satu keslot yang ke dua dan apabila kesalahan masih muncul ganti dengan mainboard yang lain karena mainboardlah yang error/rusak.


5. Masalah Pada CD/DVD Drive

CD/DVD Drive adalah tempat untuk membaca masukan dari data yang masuk seperti CD dan DVD. Jenis dari CD/DVD Drive bermacam-macam, yaitu: CD-R, CD-RW, DVD-R, DVD Combo, dan DVD-RW. Dalam membaca data CD-R memiliki kemampuan yang berbeda dari 8x hingga 52x. Semakin banyak tingkat kecepatan yang dimiliki semakin cepat pula dalam membaca. Jenis kabel data yang dipakai untuk CD-Rom bermacam-macam yaitu ada tiga jenis antara lain yaitu: SATA, ATA, dan IDE. Dalam trouble shooting CD/DVD Drive mudah mengenalinya karena mempunyai ciri sebagai berikut:
1. Tidak dapat membaca masukan ketika CD dimasukan.
2. Muncul pesan kesalahan pada saat booting awal computer dihidupkan.
3. Membaca masukan dengan proses yang sangat lama.
4. Bunyi tidak menentu.

Untuk mengatasi hal diatas kita dapat melakukan cara sebagai berikut:
 Matikan computer dan cek kabel data serta jumper pasang pada posisi Master.
 Hidupkan computer kembali dan apabila kesalahan masih muncul cobalah untuk mengganti dengan kabel data yang lain.
 Apabila kesalahan masih muncul lagi cobalah untuk menganti dengan CD/DVD Drive yang lain yang masih bisa digunakan.
 Apabila CD/DVD Drive bunyi tidak menentu kemungkinan error pada head sehingga perlu diganti dengan yang lain.
 Apabila kesalahan masih muncul lagi kemungkinan socket pada mainboard sudah error sehingga dapat diganti dengan yang lain.


6. Masalah Pada Floppy Disk Drive (FDD)

Floppy merupakan penyimpanan media data dengan kapasitas kecil. Floppy juga berfungsi untuk media booting apabila pada saat booting computer meminta memasukkan disket start-up hal ini dimakasudkan karena computer sedang menglami kerusakan pada system booting. Beberapa kapasitas Floppy Disk antara lain:
1. Floppy Disk dengan kapasitas 320 KB, 1.2 MB dengan ukuran fisik 51/4
2. Floppy Disk dengan kapasitas 720 KB, 1.44 MB dengan ukuran fisik 31/4

Beberapa permasalahan yang langsung dapat diagnosa pada trouble shooting FDD adalah sebagai berikut:
 Sistem menampilkan directory yang tidak sesuai. Uuntuk mengatasi hal diatas kita dapat melakukan dengan cara merubah setup BIOS dan dipasang pada primary boot di arahkan ke floppy drive.
 Sistem tidak dapat membaca dari semua drive. Hal yang dapat kita lakukan yaitu dengan mengganti dengan system yang baru.
 Salah dalam format floppy drive. Langkah yang dapat kita tempuh yaitu rubah setup BIOS floppy drive dengan spesifikasi yang benar.
 Kerusakan pada Floppy drive / disk drive dengan keterangan disk failure dan devide Overfloul. Hal yang dapat kita lakukan untuk menanganinya yaitu bersihkan disk drive dengan FDD cleaner dan apabila rusak ganti dengan FDD yang lain.
 Lampu indicator pada Floppy drive menyala terus langkah yang dapat kita lakukan cek Kabel, pada FDD biasanya terbalik.
 Lampu indicator mati atau tidak menyala dan pada saat booting muncul pesan disk failure or not detect langkah yang dapat kita lakuakan yaitu perikasa kabel data pada loppy drive.
 Kerusakan pada Controler langkah yang dapat dilakukan yaitu dengan mengganti Controller yang lain.
 Kerusakan pada logic drive langkah yang dapat kita lakukan dengan mengganti yang lain.
 Disk Drive Bekerja Lamban dan Berisik. Permasalahan ini terjadi disk Drive tidak bisa membaca atau menulis lagi seperti dulu sewaktu masih baru. Penyebab umum adalah debu yang menempel pada head drive. Drive sangat peka terhadap elemen seperti debu, asap, dan polutan rumah tangga lainya.

Untuk menghindari atau menangani head Drive yang kotor, pakailah sebuah disk cleaner. Teteskan cairan pembersih yang ada pada disk cleaner itu ke disket khusus yang disediakan, lalu masukkan disket tersebut ke dalam disk drive. Ketiklah perintah DIR untuk memerintahkan drive membaca disk tersebut dan akan mendapatkan pesan “Abort, Retry, Fail,” tapi dengan cara ini hard drive akan mengakses dan menggesek Disket dan cairan pemberih yang ada di disket tersebut. Tekan R (Retry) beberapa kali untuk memastiakan head itu bersih. Biasanya dua kali putaran saja sudah bisa menghilangkan debu yang menempel pada drive. Cara diatas adalah cara pemakaian dari disk cleaner.

Kegagalan pada Floppy Drive disebabkan oleh kabel yang longgar untuk memperbaiki problem ini dapat menggunakn langkah berikut:

 Matikan PC dan copot steaker dan buka penutup (casing) computer.
 Cari sambungan kabel Floppy.
 Tekan semua kabel dengan lembut untuk mengeratkan sambungan.
 Tekan pula kabel power yang ke Floppy serta pastikan kabel tersebut tidak mati.
 Setelah semua dilakukan hidupkan computer kembali dan cari pesan kesalah yang muncul lagi, setelah semua selesai dilakukan dan memang floppy drive yang rusak maka langkah yang tepat adalah mengganti komponen tersebut.

Cara menentukan komponen yang harus diganti
Ada 4 komponen dasar pada subsistem floppy drive:
 Diskette
 Disk drive
 Kabel
 Disk drive controller

Setiap komponen tersebut dapat dituju untuk menetukan penyebab kerusakan pada drive yang pertama harus dilakukan adalah format disket, lalu mengkopy beberpa file ke disket tertentu. Jika sewaktu memformat atau mengkopy muncul pesan error seperti “General failure reading” atau “Data error” atau “track 0 failure” , coba ganti disket itu dengan disket lain. Mungkin masa pakai disket tersebut telah berakhir. Jika masalah ini tetap timbul walaupun disket telah diganti beberapa kali, berarti ada penyebab lain yang perlu dicari. Sebelumnya pastikan terlebih dahulu disket yang dipakai sudah tepat. Disket high-density tidak bisa di format pada drive low-density. Hal ini ada penyebabnya error.
Jika sewaktu disket diformat, drive berputar dan lampu drive menyala tapi proses tidak selesai-selesai, kemungkinan file FORMAT.COM rusak. Ganti dengan file FORMAT.COM tersebut dengan yang baik.
Jika komputer sebelumnya bisa bekerja dengan baik, tapi kini tiba-tiba saja tidak mau bekerja dengan baik lagi, laksanakan perintah berikut ini:
 Periksa semua hubungan kabel menuju FDD
 Jika semua hubungan kabel terpasang dengan beik, periksa terminator pada drive A
 Jika kabel dan terminator baik, pasang program diagnostic seperti QA Plus, dan periksa drive tersebut.
 Jika tes floppy drive yang di jalankan Qa Plus menunjukan kegagalan ganti semua kabel yang menghubungkan floppy drive dan jalankan program pengetesan floppy drive kembali.
 Jika ternyata drive gagal bekerja, ganti floppy drive.
 Jika masih gagal, ganti controllernya.
 Jika masih gagal, ganti power supply.
 Jika masih gagal, ganti mainboard.
Namun, Jika Power supply dan mainboard mati atau rusak biasanya computer tidak akan hidup dan pasti ada suatu peringatan dari computer tersebut.

7. Masalah Pada Processor

Processor merupakan otak dari pusat pengendali komputer yang terhubung ke komponen lain sehingga dapat bekerja satu dengan lainnya. Processor adalah chip yang sering disebut mikroProcessor. Ukuran Processor adalah mega hertz (MHz), yaitu hitungan kecepatan dalam mengolah data/informasi ,semakin besar MHz pada Processor maka semakin cepat proses pengolahan dan pengaksesan data/informasi. Merk Processor yang umum diperdagangkan adalah: INTEL, CYRIX, IBM, AMD, dll.
Jenis-jenis Processor Pentium:
 Processor Pentium I
 Processor Pentium MMX
Processor MMX (Multi Media Exchange) merupakan pengembangan dari jenis Processor Pentium-I. Sesuai dengan namanya Processor Pentium MMX dapat mendukung pemakaian multi media yang lebih cepat lagi.
 Processor Pentium Celeron
Processor Pentium Celeron sudah memakai teknologi MMX. Processor Celeron seri “A” adalah Processor yang memakai chace memory 128 KB dan lebih cepat jika dibandingkan dengan Celeron yang tidak memakai seri, karena tidak memakai cache memory.
 Processor Pentium-II
 Processor Pentium-III
 Processor Pentium-IV
 Prosesor Pentium V atau Core2Duo

Ciri apabila Processor yang error/rusak adalah tidak ada tampilan di layar monitor meskipun tombol power pada CPU dan monitor sudah dihidupkan.
Untuk menghindari agar tidak terjadi kerusakan pada Processor kita dapat melakukan berbagai cara seperti memberi pasta termal pada atas Processor dan menambahkan headsing pada atas Processor serta menambahkan kipas jika diperlukan lagi. Hal ini dimaksudkan agar Processor tidak terlampui panas yang dapat merusak system kerja computer tersebut. Apabila Processor terlampui panas maka computer akan hang dan akan mati secara otomatis, dan dapat menyebabkan mikroProcessor menjadi trouble.
Apabila Processor mengalami kerusakan kita dapat mengganti dengan Processor yang lain dan menyesuaikan dengan kondisi mainboard yang tersedia tidak harus sesuai dengan frequensi yang ditetapkan, karena slot Pentium II pada mainboard juga dapat diganti dengan Processor dengan Pentium III begitu juga sebaliknya. Kasus yang ditemukan karena Processor diganti dengan Processor yang lain antara lain yaitu “system tidak bekerja ketika Processor diganti dengan Processor yang lain”
Masalahnya dan penangananya:
Kejadian ini sering terjadi ketika hendak melakukan upgrade atau downgrade dengan menggunakan prosesor yang memiliki front side bus yang berbeda. Misalnya ketika Pentium Anda ber-FSB 533 MHz Anda ganti dengan yang ber-FSB 400 MHz, sementara BIOS Anda masih men-setting sistem bekerja pada FSB 533 MHz.
Agar sistem mau bekerja kembali, ada dua cara yang bisa ditempuh. Cara pertama adalah masuk ke sistem BIOS dan menganti FSB yang dipakai dari 133 MHz manjadi 100 MHz. Ini dengan catatan kalau sistem motherboard dan prosesor masih bisa mentolerir penggunaan FSB yang jauh lebih tinggi dibanding yang dipakai.
Cara lain adalah melakukan clear CMOS. Apabila langkah ini sudah dilakukan. Masuklah ke menu BIOS Anda dan pastikan FSB yang dipakai sudah sesuai dengan FSB yang bekerja pada prosesor.


8. Masalah Pada VGA Card

VGA Card merupakan penghubung jalanya keluarnya tampilan gambar ke monitor. Tanpa ada VGA Card pc tidak dapat digunakan. Kualitas dari kemampuan VGA mempengaruhi gambar yang muncul di monitor. Prinsip kerja system VGA adalah mengubah gelombang sinyal dari mainboard yang kemudian diolah di system VGA Card kemudian di transfer ke monitor sehingga keluar tampilan gambar di layar Monitor. Ada beberapa jenis VGA dari perkembangan awal hingga sekarang antara lain sebagai berikut:
1. CGA (color graphic adapter)
2. EGA (echanced graphic adapter)
3. VGA (video graphic adapter)
4. SVGA (super video graphic adapter)
5. XVGA

VGA Card juga dapat mengalami trouble karena disebabkan oleh kondisi yang tidak memungkinkan oleh beberapa hal yaitu:
1. Terlalu lama pemakaian sehingga perlu diganti dengan yang baru.
2. Karusakan pada socket pin.
3. Kerusakan pada jalur kebel VGA ke monitor.
4. Terkena air yang menyebabkan gangguan kontak pada IC.

Komponen VGA Card dapat mengalami trouble ciri apabila komponen ini yang error adalah sebagai berikut:
1. Tidak ada tampilan dilayar Monitor walaupun tombol power pada monitor dan CPU sudah dihidupkan dan kabel pada VGA Card sudah terpasang dengan benar.
2. Ada kode Beep yang menunjukan kode kesalahan.

Untuk menangani kasus diatas dapat dilakukan cara sebagai berikut:
1. Periksa koneksi kabel apakah terpasang dengan benar apa tidak atau mungkin kabel VGA yang ke monitorlah yang rusak sehingga perlu diganti dengan yang baik.
2. Periksa VGA Card apakah tertancap dengan benar ke slot AGP atau tidak jika tidak pasang dengan prosedur yang sesuai dan benar.
3. Ganti dengan VGA yang lain untuk memastikan VGA Cardlah yang rusak.
4. Periksa Slot AGP apakah berfungsi dengan baik apa tidak.
5. Bersihkan VGA Card dan slot AGP dengan kuas sampai bersih sehingga tidak mengurangi kinerja system tersebut.
6. Periksa konektor pin pada VGA Card apakah masih normal apa tidak.
Setelah pengecekan dilakukan kita dapat langsung mendiagnosa kerusakan yang terjadi. Kita dapat menentukan bahwa VGA Cardlah yang rusak bukan pada perangkat lain sehingga perlu diganti dengan VGA Card yang lain. Untuk menangani kasus tersebut sebaiknya bila mengganti VGA Card kita sebaiknya penggantian komponen sesuai dengan kapsitas yang telah di berikan oleh standar mainboard agar tidak terjadi kerusakan yang lebih fatal lagi. Seperti contoh apabila kita mengganti VGA lain yang spesifikasi yang lebih tinggi tanpa mengup-grade kita tidak akan berhasil karena kartu grafis yang diberikan akan berbeda dengan yang sebelumya.


9. Masalah Pada Sound Card

Sound Card merupakan suatu perangkat keras yang terdapat di mainboard. Fungsi dari Sound Card tersebut adalah untuk meneruskan sinyal dan kemudian suara tersebut dikeluarkan oleh speaker sehingga keluarlah bunyi. Sebelum digunakan Sound Card tersebut harus di instalasi agar dapat digunakan sesuai dengan Driver bawanya. Contoh sound card yang dapat kita kenal antara lain:ITE,dll. Apabila terjadi trouble pada sound card perlu diadakah suatu perbaikan agar computer bekerja kembali dengan normal.

Identitas apabila sound card error antara lain sebagai berikut:
1. Tidak keluarnya suara lewat speaker meskipun kondisi speaker masih baik dan kabel sudah terhubung ke sound card.
2. Driver tidak terdeteksi oleh menu control panel.
3. Muncul tanda (?) pada menu control panel.
4. Muncul pesan kesalahan ketika menggunakan program winamp atau sejenisnya ysng berhubungan dengan suara dan aplikasi tersebut tidak dapat berjalan.

Untuk mengatasi hal tersebut kita dapat melakukan cara sebagai berikut:
1. Matikan computer dan lepas Sound Card.
2. Bersihkan slot/bus ISA dimana sound Card terpasang dengan menggunakan kuas atau vacuum cleaner.
3. Cobalah pasang sound card kembali dan hidupkan computer, apabila setelah diinstalasi kembali Sound card masih tidak bisa digunakan kemungkinan Sound Card yang error sehingga perlu diganti dengan yang lain.
4. Apabila sound card berbentuk onboard dengan mainboard kita dapat mengganti dengan sound card pada slot yang tersedia.
5. Install driver bawaanya dengan benar.


10. Masalah Pada LAN Card (Kartu Jaringan)

LAN Card merupakan penghubung antara system computer dengan kinerja computer lain atau dapat dikatakan LAN Card merupakan sinyal untuk saling berbagi antara computer satu dengan computer yang lain. Prinsip kerja LAN Card adalah menerima sinyal dari computer lain kemudian mentranmisikan kedalam masukan kemudain diolah menjadi data begitu sebaliknya saling berbagi. LAN Card dapat digunakan untuk menghubungkan system computer satu dengan computer lain melalui perantara HUB sehingga dalam area tersebut membentuk suatu jaringan computer.
LAN Card juga dapat mengalami masalah atau trouble dikarenakan ada beberapa masalah, ciri-ciri dari LAN Card yang mengalami troubleantara lain sebagai berikut:
1. Lampu indicator pada LAN Card tidak menyala pada saat konektor terpasang, Masalah ini sering terjadi disebabkan oleh LAN Card sudah error sehingga perlu diganti dengan yang lain.
2. Tidak dapat install driver. Masalah ini dapat diatasi apabila kita telah tahu driver apa yang sesuai dengan driver bawaanya dari LAN Card tersebut. Penginstalan driver LAN Card harus sesuai dengan driver bawaanya karena apabila tidak sesuai maka LAN Card tidak akan terdeteksi oleh system PC dan LAN Card tidak dapat digunakan.
3. LAN Card tidak terdeteksi dari menu control panel. Kasus ini dapat diatasi setelah kita menginstal driver dari LAN Card tersebut. Tanpa install driver maka LAN Card tidak akan pernah terdeteksi oleh system kerja computer.
Untuk mengatasi agar tidak terjadinya error atau gangguan pada system kerja kartu jaringan maka sebaikanya dilakukan suatu perawatan perangkat tersebut. Hal ini dimaksudkan agar perangkat kembali berjalan dengan normal seperti sedia kalanya. Untuk membersihkan perangakt kita dapat menggunakan kuas dan Vacum cleaner.


11. a

Tidak ada komentar:

Pengikut